BAB
3
Keanekaragaman
Hayati
Di Bumi terdapat
bermacam-macam makhluk hidup dari makhluk hidup yang berukuran kecil, seperti
semut sampai makhluk hidup yang berukuran sangat besar, seperti paus dan gajah.
Mulai dari yang berwarna gelap, seperi beruang madu hingga makhluk hidup yang
berwarna cerah dan menaraik, seperti burung merak. Bahkan dalam satu kelompok
makhluk hidup kita dapat melihat berbagai macam perbedaan, misalnya pada
kelompok burung kita dapat melihat berbagai jenis burung dengan warna, ukuran, dan
makanan yang berbeda-beda.
Salah
satu faktor yang menyebabkan adanya keanekaragaman hayati adalah perbedaan
faktor abiotik. Setiap tempat dimuka Bumi memiliki faktor abiotik yang tidak
sama, misalnya keadaan udara, cuaca, tanah, kandungan air, dan intensitas
cahaya matahari. Oleh karena itu, wilayah dengan kondisi abiotik berbeda
umumnya memiliki makhluk hidup yang berbeda pula.
A.
Timgkat
Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati
dapat ditandai dengan adanya makluk hidup yang beraneka ragam. Keanekaragaman
makhluk hidup tersebut dapat dilihat dari adanya berbagai variasi dari makhluk
hidup.
1.
Keanekaragaman
Tingkat Gen
Setiap
makhluk memiliki komponen pembawa sifat menurun. Komponen tersebut tersusun
atas ribuan faktor kabakaran yang mengatur bagaimana sifat-sifat tersebut
diwariskan. Faktor itulah yang sekarang kita kenal sebagai gen. Gen terdapat pada kromosom di dalam inti setiap makhluk hidup.
Setiap individu dapat memiliki kerangka dasar gen yang sama. Jadi,
keanekaragaman timgkat gen adalah keanekaragaman atau variasi yang dapat
ditemukan di antara makhluk hidup dalam satu spesies.
Dua
individu yang memiliki perangkat gen yag berbeda, tetapi hidup di lingkungan
yang sama, dapat pula muncul ciri dan sifat yang hampir serupa. Dengan
demikian, bahwa dalam spesies yang sama terjadi keanekaragaman susunan gen
sehingga memunculkan variasi antarindividu. Karena dengan begitu banyaknya
kemungkinan susunan gen pada setiap individu menyebabkan tidak adaya individu
yang benar-benar sama, baik fisik maupun nonfisik.
2.
Keanekaragamn
Tingkat Spesies (jenis)
Keanekaragaman
tingkat spesies (jenis) adalah keanekaragaman yang ditemukan di antara makhluk
hidup yangtergolong dalam jenis yang berbeda, baik yang termasuk dalam satu
famili msupun tidak. Misalmya, jika kita membandingkan tanaman jagung, mangga,
dan padi atau di antara bebek, ayam, dan kucing. Perbedaan antara makhluk hidup
yang berbeda jenis lebih banyak dibandingkan dengan natara mkhluk hidup satu
jenis. Dua makhluk hidup yang berbeda jenis mempunyai pernbedaan susunan gen
yang lebih banyak daripada yang tergolong dalam satu jenis.
3.
Keanekaragaman
Tingkat Ekosistem
Makhluk
hidup dalam kehidupannya selalu melakukan interaksi dengan lingkungannya
abiotik maupun lingkungan biotik. Bentuk interaksi tersebut akan membentuk
suatu sistem yang dikenal dengan istilah ekosistem.
Keanekaragaman tingkat ekosistem adalah keanekaragaman yang dapat ditemukan di
antara ekosistem. Sebagai komponen biotik, jenis makhluk hidup yang dapat
bertahan hidup dalam suatu ekosistem adalah makhluk hidup yang dapat
berinteraksi dengan lingkungannya baik dengan komponen biotik maupun komponen
abiotiknya.
B.
Manfaat
Keanekaragaman Hayati
Beberapa manfaat
kenaekaragaman hayati
1)
Manfaat
Ekonomi
Jenis
hewan (fauna) dan tumbuhan (flora) dapat diperbarui dan dimanfaatkan secara
berkelanjut. Beberapa jenis kayu memiliki manfaat bagi kepentingan masyarakat
Indonesia ataupun untuk kepentingan ekspor. Jenis kayu-kayu tersebut antara
lain, kayu ramin, gaharu, meranri, dan jati yang jika diekspor akan
mengahasilkan devisa bagi negara. Beberapa tumbuhan juga dapat dijadikan
sebagai sumber makanan yang mengandung zat-zat gizi, seperti karbohidrat,
protein, dan vitamin serta ada pula tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai
obat-obatan dan bahan baku kosmetika.
Dua
pertiga wilayah Indonesia adalah perairan yang dapat dijadikan sumber daya alam
yangbernilai ekonomi. Laut, sungai, dan tabak merupakan sumber-sumber perikanan
yang berpotensi ekonomi. Beberapa jenis diantaranya dikenal sebagai sumber
bahan makanan yang mengandung protein tinggi.
2)
Manfaat
Wisata dan Ilmu Pengetahuan
Kekayaan
aneka flora dan fauna sudah sejak lama dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Keadaan ini
masih dapat dimanfaatkan sebagai sarana pengembangan pengetahuan dan penelitian
bagi berbagai bidang pengetahuan. Misalnya, penelitian mengenai sumber makanan
dan obat-obatan yang berasal daei tumbuhan. Pada umunya, secara langsung
manusia menjadikan hewan sebagai objek wisata atau hiburan.
3)
Manfaat
Sosial dan Budaya
Masyarakat
Indonesia ada yang menetap di wilayah pegunungan, dataran rendah, ataupun dekat
dengan wilayah perairan. Kegiatan melaut untuk menangkap ikan bagi nelayan
merupakan kebiasaan yang khas bagi masyarakat yang tinggal di pantai.
Masyarakat
yang hidup berdekatan dengan laut, sungai, dan hutan memiliki aturan tertentu
dakam upaya memanfaatkan tumbuhan dan hewan. Masyarakat memiliki kepercayaan
tersendiri mengenai alam. Misalnya, mereka memilki ketentuan tentang
pengambilan hewan atau tumbuhan dan memiliki ketentuan tentang waktu-waktu yang
diperbolehkan untuk memasuki dan mengambil hasil hutan. Jika aturan-aturan
tersebut dilanggar, maka masyarakat akan mendaapatkan bencana akibat kemarahan
alam. Dengan adanya aturan-aturan tersebut, keanekaragaman hayati akan terus
terjaga kelestariaannya.
C.
Berkurangnya
Keanekeragaman Hayati
Penyebab hilangnya
keanekaragaman hayati
I.
Hilangnya
Habitat
Salah
satu faktor yang sangat menentukan keberadaan keanekaragaman hayati adalah
habitat. Kerusakan habitat menyebabkan keanekaragaman hayati menyusut bahkan
terancam punah. Salah satu habitat yang dihuni banyak makhluk hidup adalah
hutan. Jika manusia terus-menerus melakukan penebangan hutan, maka dapat
mengakibatkan terganggunya ekosistem dan pada akhirnya keanekaragaman hayati
akan berkurang bahkan hilang.
II.
Degradasi
Habitat
Degradasi
habitat dapat disebabkan oleh pencemaran atau polusi. Polusi dapat mengancam
keberadaan keanekaragaman hayati.
III.
Spesies-Spesies
Pendatang
Spesies
pendatang sering kali menjadi penyebab rusak dan musnahnya spesies asli suatu
ekosistem. Contohnya, pada abad ke-19 pembangunan Kanal Erie telah menyebabkan
masuknya belut laut ke Danau-Danau Besar (Great Lakes) di Amerika Serikat.
IV.
Eksploitasi
secara Berlebihan
Meskipun
tumbuhan dan hewan mrupakan sumber daya alam yang dapat diperbarui, jika
pengambilan dilakukan secara berlebihan tanpa memperhatikan kecepatan pemulihan
sumber daya alam yang diambil, maka akan berakibat musnahnya sumber daya alam
hayati itu sendiri. Eksploitasi sumber daya alam dikatakan berlebihan jika
jumlah sumber daya alam yang diambil lebih besar dibandingkan dengan kemampuan memperbarui
diri sumber daya alam yang diambil.
D.
Usaha
Pelestarian Keanekaragaman Hyati di Indonesia
Usaha
menjaga kelestarian sumber daya hayati agar tidak punah dilakukan dengan cara
menjaga keutuhan lingkungan tempat hidup makhluk hidup. Jika sebagian besar
masyarakat Indonesia melakukan akivitas eksploitasi sumber daya hayati secara
terus-menerus tanpa diimbangi dengan usaha pelestarian, maka dalam waktu yang
relatif singkat sumber daya hayati akan punah. Beberapa usaha yang dilakukan
untuk melestarikan keanekaragaman hayati di Indonesia.
1.
Cagar
Alam
Cagar
alam adalah kawasan perlindungan alam yang memiliki tumbuhan,hewan,dan
ekosistem yang khas sehingga perlu dilindungi. Cagar alam dapat dimanfaatkan
untuk penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan, dan wisata.
Terdapat dua jemis cagar alam, yaitu
cagar alam darat dan cgar alam laut. Di indonesia cagar alam darat, antara lain
Cagar Alam Marowali di Sulawesi Tengah, Cagar Alam Nusa Kambangan di Jawa
Tengah, Cagar Alam Gunung Papandayan di Jawa Barat, Cagar Alam Dolok Sipirok di
Sumatera Utara, dan Cagar Alam Hutan Pinus Janthoi di NAD (Aceh). Cagar alam
laut antara lain Cagar Alam Kepulauan Aru Tenggara di Maluku, Cagar Alam Pulau
Anak Krakatau di Lampung, dan Cagar Alam Kepulauan Karimata di Kalimantan
Barat.
2.
Suaka
Margasatwa
Suaka margasatwa adalah kawasan suaka
yang memiliki ciri khas berupa keanekaragaman dan keunikan jenis satwa serta
untuk kelangsungan hidup sehingga dapat dilakukan pembinaan terhadap
habitatnya. Terdapat dua jenis suaka margasatwa, yaitu suaka margasatwa darat
dan suaka margasatwa laut.
Di indonesia suaka margasatwa darat,
antara lain Suaka Margasatwa Rawa Singkil di NAD (Aceh), Suaka Margasatwa
Padang Sugihan di Sumatera Selatan, Suaka Margasatwa Muara Angke di DKI
Jakarta, Suaka Margasatwa Tambora Selatan di Nusa Tenggara Barat, Suaka
Margasatwa Lamandau di Kalimantan Tengah, dan Suaka Margasatwa Buton di
Sulawesi Tenggara. Suaka margasatwa laut, antara lain Suaka Margasatwa
Kepulauan Panjang di Papua, Suaka Margasatwa Pulau Kassa di Maluku, dan Suaka
Margasatwa Foja di Papua.
3.
Taman
Nasional
Taman Nasional adalah kawsan pelestarian
alam yang memiliki ekosistem asli yang dikelola dengan zonasi.taman nasional
dapat dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan, dan
wisata. Taman nasional merupakan wilayah yang sangat luas dan tidak boleh
dihuni oleh penduduk.
Terdapat dua jenis taman nasional, yaitu
taman nasional darat dan taan nasional laut. Taman nasional darat, antara lain
Taman Nasional Leuser di Sumatera Utara, Taman Nasional Ujung Kulon di Banten,
Taman Nasional Meru Betiri di Jawa Timur, Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango
di Jawa Barat, Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan Tengah, dan Taman
Nasional Bukit Tiga Puluh di Riau. Taman nasional laut, antara lain Taman
Nasional Kepulauan Seribu di DKI Jakarta, Taman Nasional Komodo di Nusa
Tenggara Timur, dan Taman Nasional Bunaken di Sulawesi Utara.
Komentar
Posting Komentar